Sabtu, 07 April 2012

Publikasi Karya Ilmiah Memberatkan Mahasiswa



Kebijakan  surat edaran Ditjen Dikti yang muncul pada tanggal 27 Januari 2012, yang berkaitan dengan publikasi dijurnal ilmiah menjadi syarat  kelulusan mahasiswa perguruan tinggi termasuk program sarjana. Hal tersebut menjadi kabar hangat dikalangan mahasiswa, dosen yang masih melajutkan pasca maupun doktor, serta para guru yang masih kuliah S-1,  demi mengejar sertifikasi guru  yang  ditargetkan oleh pemerintah akan selesai pada 2014 mendatang.

Kebijakan ini memang belum ditetapkan tetapi apabila kebijakan akan disahkan pada bulan Agustus 2012 nanti, akan membuat sulit bagi mahasiswa yang mau lulus kuliah apalagi untuk mahasiswa yang sudah semester tua tetapi tidak lulus-lulus dan itu pun hampir di D-O oleh pihak Universitasnya. Dan jika ia harus menulis karya ilmiah pun ia  masih  dalam taraf belajar menulis, dan  itu pun tulisannya tidak langsung  bisa dimuat dijurnal ilmiah.

Para Dosen yang masih melanjutkan kuliah dia  juga mendapat kewajiban penelitian dan apabila kebijakan itu disahkan para dosen pun diwajibkan bisa memasukkan karya ilmiahnya dalam nasional maupun internasional, Belum lagi para guru yang masih sambil kuliah S-1, ia  juga harus mengejar sertifikasi gurunya.
Dalam hal ini memang masih menjadi pro-kontra dikalangan perkuliahan walaupun masih bersifat sebagai dorongan dan belum ditentukan ketentuan finalnya. Ada sebagian  yang pro, yang menurut mereka itu bisa memajukan indonesia dalam bidang pendidikan dan ada juga yang kontra, yang menurut mereka bisa memberatkan para mahasiswa yang masih dalam bangku perkuliahan.

Menulis itu memang tidak sulit tergantung motivasi dan dorongan serta kemauan pada diri masing-masing individu, akan  tetapi yang menjadi permasalanhannya  apakah tulisan tersebut bisa dimuat langsung dalam jurnal ilmiah atau tidaknya, itu pun harus memperlukan waktu yang tidak langsung instan.

Segala kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah termasuk publikasi karya ilmiah jika  belum ada standarisasi tentang jurnal ilmiah yang tepat, bisa jadi unsur politikus masuk dalam proses tersebut, siapa yang mempunyai uang banyak dan siapa yang mempunyai kedekatan secara emosional akan dipermudah untuk memasukan karya ilmiah mereka dalam publikasi karya ilmiah. Maka dalam hal ini pemerintah diharapkan lebih bisa menentukan kebijakan apa yang harus ditetapkan dan kebijakan apa yang tidak harus di tetapkan, yang dalam hal itu tidak ada yang merasa terbebani, tercurangi ataupun merasa dipersulit.