Kenaikan harga BBM yang akan ditetapkan
April nanti hanya akan mencekik rakyat indonesia.Sedangakan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta,
baru-baruini, mengemukakan bahwa keputusan tersebut sebagai upaya terakhir pemerintah
untuk menyelamatkan perekonomian nasional. Hal tersebut sangatlah kontra
dengan keadaan yang sekarang dialami oleh warga indonesia. Bukankah dengan menaikkan
harga BBM hal itu malah bisa menyulitkan
warga indonesia.
BBM merupakan salah satu hal yang
menetukan semua barang pokok atau kebutuhan yang lain melonjak naik. Lalu bagaimana
masib warga indonesia yang miskin, mereka akan merasa bertambah berat untuk mencukupi
kebutuhannya. Dan dengan adanya Penolakan terhadap kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) merata di seluruh lapisan masyarakat, Baik masyarakat
di pedesaan maupun perkotaan serta berbagai level pendidikan, apakah hal tersebut
tidak menjadi bertimbangan pemerintah untuk memilih opsi lain, sedangkan nyata-nyata
dengan kenaikan BBM ini bisa menjadi larangnya pangan untuk warga indonesia.
Sekarangzamanpun sudah
modern, yang kebanyakan orang menggunakan kendaraan, baik angkot atau montor pribadi.
Sepeda pun sudah mulai punah di era sekarang. Naiknya BBM tidak hanya merugikan
orang yang mempunyai kendaraan atau supir angkot saja, akan tetapi semua, baik penumpang
yang hanya mampu menaiki angkot untuk sampai
pada tujuannya, serta harga di pasar pun ikut naik karena barang yang mereka jual
juga memakant ransportasi yang banyak.
Berbagai cara pemerintah
untuk bisa menetapkan atas kenaikan BBM termasuk dengan Program bantuan langsung
tunai (BLT) sebagai kompensasi pemerintah atas kenaikan harga bahan bakar minyak
yang dengan tujuan untuk mengurangi angka kemiskinan. Akan tetapi tetap sama saja
mereka akan kaget ketika bantuan yang bersifat sementara itu habis. Dan mereka terpaksa
harus membeli barang pokok dengan harga yang mereka tidak bisa terjangkau. Sama
saja rakyat miskin akan merasakan berat pada akhirnya. Karena bantuan sifatnya hanya sementara sedangkan
kenaikan BBM akan baerlansung lama.
Tetap saja rakyat menjad ikorban.BLT memang menyenangkan rakyat miskin
namun hanya sementara, tapi hal tersebut bisa juga membuat rakyat malas untuk bekerja.
Kalau memang pemerintah ingin mengurangi angka kemiskinan, siapkan lapangan kerja
buat mereka. Agar tidak ada orang dipinggir jalan dengan meminta-minta, dan juga
tidak ada anak yang tidak sekolah dengan alasan tidak ada biaya.
Bukankah negara Indonesia
bersistem demokratis, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan kenyataan
seluruh rakyat Indonesia menolak dengan ketatapan kenaikan BBM pada april mendatang.
Kalau memang pemerintahan negara Indonesia demokratis kenapa tidak diadakan pemilu
tentang kenaikan BBM, yang pasti itu murni dari rakyat dan bisa menjadi ketetapan
pada akhirnya. Kebijakan yang dihasilkan memang asli dari rakyat, oleh rakyat dan
ketetapannya untuk rakyat.
Biasanya pemilu memang hanya
untuk pemilihan pemimpin rakyat, sekali-kali boleh saja untuk menentukan suatu
kebijakan, yang memang negara indonesia tingkat koruptor sudah melambung tinggi,
dan pemimpin sekarang banyak yang sudah mengecawakan rakyat. Jadi wajar saja kalau rakyat merasa tidak percaya
dengan pemerintahan sekarang. Kenaikan BBM bukan hal sepele ini menyangkut kehidupan
semua warga indonesia. Dan kalau dengan kenaikan BBM masih tidak bisa menyelamatkan
perekonomian nasional lantas apalagi yang harus dinaikkan. Kenaikan bukan menjadikan
ekonomi nasional naik akan tetapi hanya bisa menyengsarakan rakyat indonesia saja.
NurIstiqomah Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN sunan Kalijaga Yogyakarta